Sabtu, 30 Juli 2011

Asma dan Neuropsikiatrik

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas. Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: 
- kontraksi otot polos 
- peningkatan pembentukan lendir 
- perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. 
Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksida

Terlepas dari pengertian mengenai alergi yang satu ini, hari ini saya membaca sebuah komentar di salah satu forum terbesar di Indonesia mengenai efek negatif dari Asma. Berikut kutipan thread tersebut :
"Gue cewek 18 tahun.

Dokter gue ngasih obat asma namanya Seretide yang Dry Powder Inhaler buat obat pencegah gitu. Tapi efek sampingnya kok malah lebih mengganggu daripada asmanya sendiri ya..

Emang sih di penjelasan obatnya, bisa bikin palpitasi sama tremor. Tapi berdebar-debar dan tremor yang gue rasain bisa lamaaa banget.

Misalnya gue pake tuh obat pagi-pagi, efeknya ampe sore bisa masih terasa. Bahkan sampe mau tidur malemnya juga bawaannya masih deg-degan, denyut jantungnya cepet, dan tremor.
Kata dokternya banyak minum biar efeknya ilang, tapi tetep aja.. Gue udah minum air putih banyak2 tetep terasa.

Kenapa bisa gitu ya ? Sekarang gue gak pernah make obat itu lagi. Sangat mengganggu aktivitas.. Sayang duit emak gue beli tuh obat mahal.. : ( "

Gejala yang disebutkannya merupakan gejala neuropsikiatrik, ditandai dengan adanya tremor (tubuh bergetar). Hal ini seringkali dialami oleh penderita asma yang harus diberikan injeksi saat serangan, ataupun obat-obat jenis tertentu. Semua pengobatan tersebut diberikan dengan tujuan untuk membuka saluran pernapasan dengan cepat, sehingga si penderita bisa bernafas dengan leluasa. Buat seorang penderita asma baik akut maupun tidak akut, ketika ada serangan hal tersebut sangat membuat mereka tersiksa, sakit ketika harus menarik nafas, ataupun batuk yang tidak berhenti-berhenti tanpa dahak sedikitpun, dan pasti semua itu mengganggu aktifitas mereka.

Dari hal tersebutlah, maka biasanya dokter paru-paru akan selalu memberikan obat yang cepat membuka saluran pernafasan, tanpa mempertimbangkan efek samping bagi tubuh penderita. Belum lagi jika obat tersebut dikonsumsi dalam waktu yang panjang (biasanya pagi penderita asma akut, yang serangannya sering terjadi), efek yang ditimbulkan akan lebih beragam lagi, seperti naiknya kadar gula darah dalam tubuh, jamur di sekitar mulut(efek powder inhaler yang menempel di langit-langit), dan masih banyak lagi.

Bahkan menurut berita dari kompas, pihak kesehatan USA sudah meminta agar setiap perusahaan farmasi produsen obat asma, harus mencantumkan label obatnya efek samping berupa gangguan emosi seperti kecemasan, depresi, dan keinginan bunuh diri. Pasien dan dokter harus lebih peduli pada potensi gangguan saat mengonsumsi obat-obatan ini.

Pada intinya, tidak ada salahnya jika kita semua mulai membangun sebuah pola hidup yang sehat, memiliki lingkungan yang sehat pula, ditambah lagi mulailah mengkonsumsi obat herbal yang mampu memberikan solusi penyembuhan untuk asma Anda. Seperti contohnya Cordyzhi (sebagai obat pada saat serangan, serta memperbaiki fungsi paru-paru kita), dan juga Reishi Gano dan Ganoderma Lucidum (Sebagai penyembuh dari Asma) [klik link tersebut untuk mendapatkan detail informasi]

0 komentar:

Posting Komentar